Skip to main content

perkembangan jiwa agama pada remaja

PERKEMBANGAN JIWA AGAMA PADA
REMAJA

Rasa agama merupakan suatu yang mendorong pada diri manusia yang menjadikan manusia memiliki rasa percaya kepada suatu dzat penciptaan manusia, rasa untuk tunduk sebagai hamba-Nya, dan rasa untuk mematuhi perintah-Nya. Rasa agama terbentuk sejak usia dini dan setelah usia remaja rasa agama masuk pada tahap perkembangan, pada tahap ini anak mulai berfikir abstrak atau kompleks.
Dalam usia remaja antara keagamaan dan kehidupan remaja sering terjadi konflik atau perselisihan, karena usia remaja dikaitkan dengan kegoncanagan, pemberontakan, serta rasa penuh gejolak. Sedangkan keagamaan terkenal dengan ketenangan, kedamaian, dan kemapanan.

A.    Masa Remaja
Sebelum membicarakan masalah agama pada usia remaja lebih baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan remaja, ciri-ciri remaja.
1. Pengertian Masa Remaja
Istilah remaja berasal dari kata latin adolescere (kata bendanya adoloscentia yang berarti remaja) yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik.[1] Masa remaja merupakan masa perkembangan menuju kematangan jasmani, seksualitas, pikiran dan emosional.
Dari segi fisik, remaja telah menunjukkan fisik yang matang, organ-organnya telah berfungsi secara sempurna, seperti orang dewasa. Akan tetapi, dari segi lain, yaitu dari segi emosi dan sosial remaja masih memerlukan waktu untuk berkembang menjadi dewasa. Bersamaan dengan perubahan fisik ini, juga akan dimulai proses perkembangan psikis remaja, dimana mereka mulai melepaskan diri dari ikatan dengan orangtuanya, kemudian terlihat perubahan kepribadian yang terwujud dalam cara hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Batas usia atau masa remaja kadang panjang kadang pendek tergantung keadaan lingkungan dan budaya di mana remaja itu hidup.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak menjalang dewasa. Masa remaja digolongkan dalam dua tahap, remaja awal dan remaja akhir. Remaja awal diawali dari masa puber yang pertama atau mulainya perubahan jasmani, sekitar usia akhir 12 atau permulaan 13 tahun sampai usia 17 atau 18 tahun, sedangkan remaja akhir yaitu terjadinya kematangan dari segala segi, sekitar usia 17 atau 18 tahun sampai usia 21 tahun atau 22 tahun.
 Melihat dari perkembangan antara individu yang satu dengan yang lainnya saling berbeda, maka dalam menentukan batas usia remaja, para psikolog tidak menemukan kata sepakat, karena ada individu yang lebih cepat mengalami dewasa, dan ada juga individu yang lambat dalam mengalami masa dewasanya.

2. Ciri-ciri Remaja
Seorang remaja berada pada batas peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Tubuhnya kelihatan dewasa tetapi bila diperlakukan seperti orang dewasa  ia sulit untuk menunjukkan kedewasaannya. Adapun ciri-ciri masa remaja antara lain:
a). Masa remaja Awal
          a. Tidak stabilanya keadaan perasaan dan emosi.
          b. Menonjolnya sikap dan moral menjelang akhir remaja awal (15-17 tahun).
          c. Kecerdasan atau kemampuan mental mulai sempurna (12-16 tahun).
          d. Status remaja awal yang sulit ditentukan.
          e. Banyaknya masalah pada remaja awal.
          f. Masa remaja awal adalah masa yang kritis.
b). Masa remaja akhir
          a. Stabilitas mulai timbul dan meningkat.
          b. Citra diri dan sikap pandangan yang lebih realitis.
          c. Menghadapi masalah secara lebih matang.
          d. Perasaan menjadi lebih tenang.
Ciri-ciri remaja diatas merupakan ciri-ciri remaja pada umumnya. Ciri-ciri remaja dapat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi lingkungan keluarga dan masyarakat, serta lingkungan teman-teman sebayanya.[2]

B.  Perkembangan jiwa agama pada remaja
Sejalan dengan perkembangan jasmani dan rohaninya, maka agama pada para remaja turut dipengaruhi perkembangan itu. Penghayatan para remaja terhadap ajaran agama dan tindak keagamaan yang tampak pada remaja banyak berkaitan dengan faktor perkembangan tersebut.
Perkembangan pada masa remaja ditandai oleh beberapa faktor perkembangan rohani dan jasmaninya. Perkembnagan itu antara lain menurut W. Starbuck adalah:
a.  Pertumbuhan pikiran dan mental
Ide-ide beserta dasar keyakinan beragama yang diterima remaja dari masa ana-anak. Sifat kritis terhadap ajaran agama mulai timbul. Selain masalah agama mereka pun sudah tertarik pada masalah kebudayaan, sosial, ekonomi, dan norma-norma kehidupan lainnya.Keyakinan dalam beragama dipengaruhi oleh perkembangan pikirannya pada usia remaja. Gambaran agama tentang Tuhan merupakan bagian dari gambarannya terhadap alam ini.
b. Perkembangan perasaan
Bermacam-macam perasaan telah berkembang pada masa remaja. Perasaan sosial, etis, dan estetis mendorong remaja untuk menghayati berkehidupan yang terbiasa dalam lingkungannya. Kehidupan religius akan cenderung mendorong dirinya lebih dekat ke arah hidup yang religius pula. Sebaliknya, bagi remaja yang kurang mendapat pendidikan dan siraman ajaran agama akan lebih mudah didominasi dorongan seksual. Masa remaja merupakan masa kematangan seksual. Didorong oleh perasaan ingin tahu dan perasan super, remaja lebih terperosok ke arah tindakan seksual yang negatif.
c.  Pertimbangan sosial
Keagamaan pada remaja juga ditandai oleh adanya pertimbangan sosial. Dalam kehidupan keagamaan mareka timbul konflik antara pertimbangan moral dan material. Remaja sangat bingung menentukan pilihan itu. Karena kehidupan duniawi lebih dipengaruhi kepentingan akan materi, maka remaja lebih cenderung jiwanya untuk bersikap materialis atau bersikap hedonisme.




d.  Perkembangan moral
Perkembangan moral para remaja bertitik tolak dari rasa berdosa dan usaha untuk mencari perlindungan. Tipe moral yang juga terlihat pada remaja juga mencakupi beberapa hal diantaranya:
·         Self-directive; taat terhadap agama atau moral berdasarkan pertimbangan    pribadi.
·         Adaptive; mengikuti situasi lingkungan tanpa mengadakan kritik.
·         Submissive; merasakan adanya keraguan terhadap ajaran moral dan agama.
·         Unadjusted; belum meyakini akan kebenaran ajaran agama dan moral.
·         Deviant; menolak dasar dan hukum keagamaan serta tatanan masyarakat.           

e. Sikap dan minat
Sikap dan minat remaja terhadap masalah keagamaan boleh dikatakan sangat kecil dan hal ini tergantung dari kebiasaaan masa kecil dan lingkungan agama yang mempengaruhi mereka.
f. Ibadah
Remaja memandang tentang ibadah bermacam-macam, pandangan tersebut antara lain: mereka ibadah karena mereka yakin Tuhan mendengar dan akan mengabulkan doa mereka, ibadah dapat menolong mereka dan meredakan kesusahan yang mereka derita, ibadah menyebabkan mereka menjadi senang sesudah menunaikannya dan hati menjadi tenang, ibadah meningkatkan tanggung jawab dan tuntutan sebagai anggota masyarakat yang beriman, ibadah merupakan kebiasaan yang mengandung arti penting.[3]

C. Implikasi rasa agama pada masa remaja terhadap Pendidikan Agama Islam
Setelah kita mengetahui tahap-tahap perkembangan rasa agama pada remaja, maka kita dapat mengimplikasikannya kepada pendidikan agama islam dengan baik dan benar. Masa remaja adalah masa yang penuh kegoncangan jiwa, rasa berada dalam peralihan atau diatas jembatan goyang, yang menghubungkan masa kanak-kanak yang penuh kebergantungan dengan masa dewasa yang matang dan berdiri sendiri.
Belakangan ini kita melihat kelakuan remaja semakin mencemaskan, disana sini terdengar macam-macam kenakalan, perkelahian, penyalahgunaan narkotika, kehilangan semangat untuk belajar, ketidak patuhan terhadap orang tua dan peraturan. Dipandang dari segi kejiwaan, keadaan yang seperti itu dapat dikatakan berhubungan erat dengan tidak adanya ketenangan jiwa. Kegoncangan jiwa akibat kekecewaan, kecemasan, atau ketidak puasan terhadap kehidupan yang sedang dilaluinya itu, dapat menyebabkannya menempuh berbagai model kelakuan seperti tersebut diatas, demi mencari ketenangan jiwa atau untuk mengembalikan kestabilan jiwanya. Terutama bagi mereka yang tidak atau kurang mendapatkan pendidikan agama dalam hidupnya sejak kecil.
Pendidikan agama yang diterima oleh remaja sejak kecil, dari orang tua, guru, maupun lingkungan akan menimbulkan dalam pribadinya unsur-unsur agama yang bertumbuh terjalin dalam pribadinya. Hal ini sangat membantu bagi remaja dalam menghadapi berbagai kesukaran, kekecewaan, dan kegoncangan yang dilaluinya pada remaja itu. Maka pendidikan agama, merupakan alat pembianaan yang sangat ampuh bagi remaja. Agama yang tertanam yang bertumbuh secara wajar dalam jiwa remaja itu, akan dapat digunakannya untuk mengendalikan keinginan-keingan dan dorongan-dorongan yang kurang baik, serta membantunya dalam menghadapi berbagai masalah dalam kehidupannya.
Pendidikan agama bukan sekedar mengajarkan tentang agama, melainkan mencangkup materi yang luas. Pendidikan agama akan dapat terlaksana dengan baik, apabila pendidik dapat mengetahui perkembangan jiwa yang dilalui oleh remaja. Maka dari itu akan tercipta pembelajaran agama islam yang baik dan menyenangkan, dengan matode serta strategi pembelajaran yang tepat.

Kesimpulan

v  Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak menjalang dewasa. tahapan perkembangan remaja, mulai dari remja awal (12 atau 13 tahun sampai 17 atau 18 tahun, serta remaja akhir (17 atau 18 tahun sampai 21 atau 22 tahun). Kemudian kita akan mengetahui berbagai permasalah yang terjadi pada remaja terkait dengan Masalah yang menyangkut jasmani, masalah hubungan dengan orang tua, masalah Agama, masalah hari depan, masalah sosial, dan masalah akhlak pada remaja.
v  Tanda-tanda perkembangan rasa agama dalam remaja yang terdiri dari; pertumbuhan pikiran dan mental lebih kritis, perkembangan perasaannya akan semakin maju terhadap parasaan kejiwaan dalam beragama, remaja akan mempertimbangkan kehidupan sosialnya dan akan muncul konflik dalam masalah moral dan material, perkembangan moral pada remaja bertitik tolak dari rasa berdosa dan usaha untuk mencari perlindungan, sikap dan minat remaja terhadap masalah keagamaan boleh dikatakan sangat kecil dan hal ini tergantung dari kebiasaaan masa kecil dan lingkungan agama yang mempengaruhi mereka.
v  Setelah kita mengetahui tentang seluk-beluknya remaja maka diharapkan soerang pendidik dapat mengimplikasikan rasa agama usia remaja dalam pendidikan agama islam dengan cara penggunaan metode pembelajaran dan strategi pembelajaran yang tepat dan menyenangkan bagi peserta didik.








DAFTAR PUSTAKA

Daradjat, Zakiah. 1982. Pembinaan Remaja. Jakarta: Bulan Bintang
Jalaluddin. 1998. Psikologi Agama. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional
Kajad, perkembangan-agama-pada-usia-remaja.html pada 10-11-2016 pukul 17:54








[1] Kajad, perkembangan-agama-pada-usia-remaja.html pada 10-11-2016 pukul 17:54

[2] Drs. Andi Mappiare. Psikologi Remaja. Usaha nasional: 1982. Surabaya. Hal 27-31
[3] Jalaluddin. Psikologi Agama.  Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2007. Hal. 77

perkembangan jiwa agama remaja pembinaan remaja pendidikan agama masa remaja

Comments